Janwar & Apri

Tidak sedikit yang terkejut dengan kabar ini. Keluarga, sahabat, bahkan kami sendiri—tak menyangka langkah ini akhirnya bermuara di sini.

Sejak 2015, kami saling mengenal sebagai kawan seperjuangan. Hubungan kami sederhana, tidak dibingkai oleh janji atau rencana, hanya diikat oleh pertemuan yang datang dan pergi seiring waktu. Sesekali meninggalkan sebal pasca perdebatan.

Kami tumbuh dalam ruang yang berbeda: suku, keluarga, organisasi, dan cara pandang yang kadang bertolak belakang. Tapi di antara perbedaan itu, kami menemukan satu hal yang sama—keinginan untuk terus berbuat baik dan berjuang untuk sesuatu yang lebih besar dari diri kami sendiri.

Waktu mempertemukan kami berkali-kali, tanpa pernah memberi tanda ke mana arah langkah ini akan bermuara. Hingga akhirnya, di antara percakapan yang biasa, niat baik itu menemukan bentuknya.

Pernikahan ini bukan akhir dari pencarian, tapi kelanjutan dari perjalanan panjang tentang persahabatan, kepercayaan, dan keberanian untuk menempuh hidup bersama. Kami tahu, hidup setelah ini tak selalu mudah. Tapi kami percaya, lebih penting dari menemukan yang sempurna adalah berjalan bersama seseorang yang mau berjuang, tumbuh, dan berupaya bersama dalam kebaikan.

Mungkin begitulah cara takdir bekerja—pelan, tak selalu jelas, tapi selalu tepat waktu. Dan sungguh, tiada yang tidak mungkin bagi Allah: ”Man jadda wajada”. Akhirnya, kami dipersatukan dalam waktu terbaik-Nya. Wallahualam bissawab.